Dinas PUPR Kabupaten Karawang Terus Upayakan Penanganan Abrasi di Desa Cemara Jaya Kecamatan Cibuaya
Karawang,updatenews.id | Pemukiman warga di perkampungan desa Cemara jaya Kecamatan Cibuaya Kabupaten Karawang Jawa barat selalu di terjang gelombang tinggi dan angin kencang. Selain itu banjir rob dan abrasi selalu menghantui warga di pesisir pantai utara Cemara Jaya, Karawang.
Terjangan abrasi mengakibatkan rumah-rumah di pesisir pantai Cemara Jaya hancur. Bahkan, sebagian warga sudah meninggalkan rumah dan tempat usaha mereka.
Kondisi saat ini jalan antar dusun untuk perekonomian warga sudah rusak dan tak bisa dilalui roda empat dan roda dua, akibat dihantam abrasi.
Dinas PUPR Kabupaten Karawang, melalui Kepala Bidang SDA Aries Purwanto mengatakan, Antisipasi dan Penanganan Abrasi di Desa Cemara Jaya telah dilakukan.
“Kita tahu fenomena abrasi yang terjadi di Cemarajaya Cibuaya , bukan hanya permasalahan lokal tetapi juga merupakan permasalahan global, Jadi kami membahas dengan BAPPEDA untuk membahas penanganan san pembangunan nya secara cepat, praktis dan strategis” kata Ariea Purwanto Kabid SDA DPUPR Karawang. Selasa (04/06/24).
Selain itu pula pada tahun 2023 telah dibangun penahan gelombang laut sementara dan akan dilanjutkan pada tajun 2024.Kemudian akan dilakukan langkah lain seperti pembangunan tanggul, revetment, menanam pesisir dan melakukan pelebaran jarak pantai.
“Di Cemarajaya dan Sedari bukan hanya pengikisan pantai akan tetapimunculnya lahan atau tanah timbul (Akresi), langkah langkah dari PUPR akan kembali melanjutkan membuat penahan gelombang, Kemarin pada pembahasan yang dilakukan dengan Bapeda ada empat, pertama tanggul dan ini merupakan kewenangan dari pusat dengan cara di Uruk, ke dua revetment menggunakan struktur juga tetapi materialnya lebih alami. Ketiga penanaman tanaman pesisir sesuai dengan jenis tanahnya, dan memperlebar jarak pantainya. Jadi memang di kosongkan rumah yang ada di dekat pantai,” jelas Kabid SDA PUPR Karawang.
Ia menambahkan pembangunan penahan sementara menjadi langkah tercepat untuk saat ini. Anggaran yang digunakan untuk membuat penahan sementara di tahun 2023 sebesar 2 milliar. Kemudian untuk pembangunan di tahun 2024 akan dianggarkan sebesar 1 milliar. Aries menambahkan untuk anggaran 2024 masih dalam tahap lelang.
“Solusi tercepatnya adalah penahan sementara itu dan dalam waktu dekat kita di minta untuk melakukan kajian dari sepanjang Pantai di Karawang terkait abrasi dan Akresi, kajian teknis dan sosial. Tahun 2023 di Cemarajaya kita ada 2 milliar untuk pembangunan penahan sementara. Ke dua di tahun ini masih dalam tahap proses lelang itu 1 milliar untuk lanjutan program tahun 2023. Mungkin pertengahan tahun kita bisa proses kontrak. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah selesai,” tambahnya.
Aries menyebutkan ada 23 unit rumah warga yang terkikis, dan ia pun mewanti wanti warga untuk mengurang aktivitasnya di dekat pantai.
“Jumlah warga terdampak sekitar 23 rumah, kalau memang disepakati akan dilakukan peremajaan di sekitar bibir pantai. Meskipun sudah direlokasi ditempat yang baru namun masih ada warga yang kembali melakukan aktivitas di rumah lama mereka. harapan kami dari sisi keamanan aktivitas warga dapat dikurangi, ke dua mudah-mudahan ketika proses relokasi berjalan kita bisa bersama-sama dengan warga. Karena sudah ada contoh perumahan yang 73 KK itu akan di replikasi di tempat-tempat berikutnya,” imbuhnya.
Bidang SDA Dinas PUPR Karawang pun terus melakukan kajian oceanografi dan sosial. Hal ini dilakukan untuk meneliti luas abrasi dan Akresi yang terjadi di wilayah itu. Proses kajian oceanografi membutuhkan waktu selama 3 hingga 4 bulan.
“Kita akan lakukan kajian oceanografi dan kajian sosial, ternyata berdasarkan hasil kajiannya justru ada yang Akresi seperti di wilayah Cilamaya Wetan. Ini kajian dari tahun 2020, kalau di total akresinya jauh lebih besar dari total panjang pantai di Kabupaten Karawang. Kita akan lakukan setelah anggaran perubahan untuk kajian oceanografi, membutuhkan waktu selama 3 sampai 4 bulan. Kita juga membutuhkan kajian sosial karena ketika memindahkan warga kita juga harus melihat dampak bagi warga. Rencana anggaran juga masih kita hitung,” pungkas Aries Purwanto. (Red)