Dosen FKIP Unsika Gelar Workshop Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Teks Naratif Berbasis Glokalisasi
Karawang,updatenews.id | Era Globalisasi telah memengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pendidikan bahasa Inggris. Untuk menghadapi tantangan global dan menghargai budaya lokal tersebut diperlukan bahan ajar yang relevan, yang dikenal dengan konsep ‘Glokalisasi. Pelatihan berbasis teori semiotika sosial dan linguistik fungsional sistemik atau Sistemic Fungsion Linguistik (SFL) ini dirancang untuk guru Bahasa Inggris SMP di Kabupaten Karawang yang akan membantu mereka mendesain bahan ajar yang mengintegrasikan elemen global dan lokal SFL
Pelatihan ini melibatkan penggunaan Siklus Pengajaran dan Pembelajaran (TLC), yang memfasilitasi siswa dalam menulis, berbicara, dan memirsa dengan bimbingan guru sebelum berlatih secara mandiri atau kolaboratif.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa pendekatan glokalisasi dapat meningkatkan motivasi dan minat siswa, membantu mereka memahami budaya lain, dan memperkuat identitas budaya mereka.
Penggunaan teknologi dalam pengajaran bahasa Inggris juga menambah interaktivitas dan akses ke sumber daya global. Hasil pelatihan ini menunjukkan bahwa mayoritas peserta telah memahami dan mampu mengaplikasikan konsep glokalisasi dan SFL dengan baik, meskipun ada beberapa yang memerlukan lebih banyak praktik.
Globalisasi telah membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Dalam konteks pendidikan bahasa Inggris, globalisasi telah mendorong perlunya bahan ajar pengajaran bahasa Inggris yang lebih efektif dan relevan dengan konteks budaya lokal.
Di dunia yang semakin saling terhubung, pendidikan bahasa Inggris menghadapi tantangan ganda dalam mempersiapkan siswa untuk berkomunikasi secara global dan juga menghormati dan menghargai budaya lokal yang dikenal dalam literatur adalah ‘Glokalisasi’, interaksi antara kekuatan global dengan konteks lokal, menawarkan kerangka kerja yang menjanjikan untuk mengembangkan materi pengajaran bahasa Inggris yang menjembatani kesenjangan ini.
Pelatihan ini juga memberikan bekal kepada guru Bahasa Inggris SMP se- Kabupaten Karawang bagalaman mendesain dan mengimplementasi bahan ajar pembelajaran Bahasa Inggris dengan mempertimbangkan bagaimana makna dibangun dan dinegosiasikan melalui bahasa, interaksi, dan konteks budaya.
Keefektifan Bahasa Inggris sebagai bahasa Global sudah beranjak dalam kenyataanya. Dalam beberapa tahun terakhir, penutur bahasa Inggris di Asia sudah melebihi jumlah penutur asli bahasa Inggris. Dengan kata lain, bahasa Inggris saat ini jadi bahasa Asia. Bahasa Inggris jadi lebih banyak digunakan dalam konteks lokal Indonesia daripada dalam suasana internasional. Disaat ini, orang Indonesia tidak cuma berbicara dengan penutur asli bahasa Inggris, namun pula dengan penutur campuran. Bahasa Inggris mereka tidak cuma mewakili budaya Anglo- Saxon.
Saat ini, bahasa Inggris digunakan oleh orang Asia serta orang lain untuk berbicara dengan seluruh dunia.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis global dan budaya lokal (glokalisasi) melalui perspektif semiotik sosial dan model linguistik fungsional sistemik genre pedagogi ini, belum banyak kajian mengenai bagaimana guru dapat mengimplementasikan bahan ajar pembelajaran Bahasa Inggris yang memadukan konsep global dan budaya lokal sehingga tercipta kualitas pembelajaran siswa yang tinggi dengan menerapkan desain pembelajaran berbasis kepada semiotik sosial SFL genre pedagogi yang diperkuat penggunaan teknologi dalam pengajaran. Maka pelatihan ini mengisi gap secara kontekstual dan praktikal terkait dengan pengembangan bahan ajar pembelajaran dan pengajaran Bahasa Inggris yang glokalisasi diperkuat teknologi.
Dari hasil penelitian para ahli sebelumnya, mereka melaporkan bahwa hasil pengajaran bahasa Inggris yang berbasis budaya lokal bisa membagikan sebagian keuntungan, semacam, Meningkatkan motivasi serta atensi belajar siswa, Membantu siswa menguasai budaya lain, dan Memperkuat bukti diri budaya siswa. Penelitian sebelumnya tentang pengembangan bahan ajar berbasis glokalisasi banyak dilakukan di China. Misalnya Penelitian yang dilakukan oleh Rai dan Deng mereka menemukan bahwa memadukan budaya lokal dengan kesadaran global adalah salah satu cara untuk memadukan bahasa Inggris untuk penggunaan sehari-hari dalam konteks di Cina. Ide Ide dasarnya adalah bahwa penggunaan aktivitas dan materi dengan budaya lokal dan dan global dapat membawa lebih banyak kesadaran dan minat dalam diri siswa daripada materi yang hanya mencerminkan konteks global yang tidak dikenal karena yang terakhir berada di luar pengalaman siswa.
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini melibatkan perwakilan guru bahasa Inggris ditingkat SMP. PKM berbagi tentang Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Inggris Berbasis Global Dan Budaya Lokal (Glokalisasi) dengan Perspektif Semiotik Sosial Dan Model Linguistik Fungsional Sistemik Genre Pedagogi (LFS-GP) ini bertujuan untuk membekali para guru mengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis global dan budaya lokal (glokalisasi) melalui perspektif semiotik sosial dan model linguistik fungsional sistemik genre pedagogi. Ilmu dan praktik mengajar yang akan diberikan kepada guru-guru Bahasa Inggris SMP se-Kabupaten Karawang adalah model (SFL-GP), yang juga dikenal sebagai pedagogi berbasis genre, yang muncul dari kolaborasi para ahli bahasa SFL dan pendidik di Australia.
Pengembangan dan implementasinya didorong oleh keinginan untuk “mendemokratisasikan hasil dari sistem pendidikan”, dengan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk menguasai genre yang digunakan di sekolah agar dapat menguasai manfaat luar biasa dari bahasa dalam kehidupan sehari-hari termasuk di dunia pendidikan. Model pedagogi SFL -GP ini banyak diterapkan di Australia dan di Amerika.
Apa yang harus diajarkan didasarkan pada analisis genre dan bahasa SFL, sementara bagaimana cara mengajarkannya sebagian besar berasal dari Siklus Pengajaran dan Pembelajaran (TLC). Analisis SFL terhadap teks dalam berbagai genre merinci tujuan, struktur teks, dan fitur linguistik yang berbeda dari setiap genre, memberikan sumber daya yang dibutuhkan siswa untuk menulis dan berbicara, serta memirsa secara efektif. TLC menyediakan magang menulis, berbicara dan memirsa di mana siswa belajar dengan menganalisis teks yang telah diterbitkan dan menulis dengan guru sebelum menulis sendiri atau berkolaborasi dengan teman sebaya. Proses ini membangun kepercayaan diri siswa untuk membuat karya mandiri.
Berdasarakan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai LFS-GP, belum banyak kajian mengenai bagaimana guru dapat membuat bahan bajar berbasis glokalisasi dengan perspektif LFS-GP untuk diterapkan di kelas mereka. Maka pelatihan ini memiliki gap secara kontekstual dan practikal terkait dengan pembuatan bahan ajar berbasis LFS-GP.
Pengabdian ini diimplementasikan dengan beberapa tahapan, tahapan pertama adalah mempersiapkan pelatihan penyusunan bahan ajar teks naratif berbasis LSF-GP dengan mendiskusikan teori dasarny yaitu semiotik sosial dari Halliday. Tahapan kedua adalah, memberikan pelatihan tentang pembuatan bahan ajar teks naratif glokalisasi dengan perspektif atau model LSF-GL dalam tahapan ini tim PkM memberikan pelatihan awal dalam bentuk materi dan praktek, para peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan ini terdiri dari guru-guru bahasa Inggris, seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan penuh aktif dan antusias. Tahapan selanjutnya adalah berisi penjelasan dan praktik LSF bagi guru bahasa Inggris bagaimana Menyusun bahan ajar teks naratif berbasis glokalisasi dengan perspektif LSF-GP. Tahapan 3 adalah pertemuan lanjutan memperkuat pemahaman dan praktik LSF GP sekaligus cara membuat modul ajar atau RPPnya untuk diterapkan di dalam kelas. Tahapan evaluasi adalah melakukan refleksi via observasi kelas reflektif, dan interviu, atas pemahaman dan praktik LSF-GP bagi guru bahasa Inggris.
Berdasarakan hasil wawancara dapat dilaporkan 90% dari partisipan telah memahami bagaimana menyusun bahan ajar teks naratif glokalisi berbasi LSF-GP dengan baik sedangkan sekitar 10% memerlukan penjelasan dan praktik langsung di kelas untuk memahami praksis ini (kombinasi konsep, dan model LSF-GP and praktik). Namun hampir keseluruhan partisipan merespon dan memahami model dan konsep LSF-GP dengan baik. Hal ini juga berimplikasi pada desain pembelajaran yang berbasis students centered. Pelatihan menyusun bahan ajar teks naratif glokalisi berbasi LSF-GP juga membantu guru dalam mendesain pmbelajaran yang menarik dan berbasis belajar aktif (Active learning).
Pelatihan pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis global dan budaya lokal (glokalisasi) dengan perspektif semiotik sosial dan model linguistik fungsional sistemik genre pedagogi (LFS-GP) merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Inggris di sekolah menengah.
Konsep glokalisasi yang menggabungkan elemen global dan lokal tidak hanya relevan dalam konteks globalisasi, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar siswa dengan memberikan makna yang lebih dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari.
Teknologi juga memungkinkan guru untuk mengembangkan materi ajar yang lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa. Selain itu, pelatihan ini menyoroti perlunya pengembangan bahan ajar yang berbasis pada analisis genre dan bahasa LFS. Analisis ini memberikan wawasan tentang tujuan, struktur teks, dan fitur linguistik dari berbagai genre, yang penting dalam membantu siswa memahami dan memproduksi teks dengan efektif.
Pelatihan pengembangan bahan ajar bahasa Inggris berbasis global dan budaya lokal (glokalisasi) dengan perspektif semiotik sosial dan model linguistik fungsional sistemik genre pedagogi memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Inggris di sekolah menengah. Pendekatan ini tidak hanya relevan dalam menghadapi tantangan globalisasi tetapi juga memperkaya pengalaman belajar siswa dengan memberikan konteks yang lebih dekat dengan kehidupan mereka.
Secara keseluruhan, pelatihan ini memberikan dasar yang kuat bagi pengembangan bahan ajar bahasa Inggris yang lebih efektif dan relevan dalam konteks global dan lokal. (Red)